FORMAT
KLASIKAL TERJADWAL
Oleh
: Nelly agustina
I.
IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan : SMPN 48 SURABAYA
B. Tahun Ajaran :
2014-2015
C. Sasaran Pelayanan : Kelas VIII A
D. Pelaksana :
Nelly agustina
E. Pihak Terkait : Siswa
II.
WAKTU DAN TEMPAT
A. Tanggal :
10-09-2014
B. Jam Pembelajaran/Pelayanan : Sesuai jadwal
C. Volume Waktu (JP) : Masing-masing kelas 1 (satu ) JP (@ 40
menit)
D. Spesifikasi Tempat Belajar : Di ruang kelas masing-masing
III.
MATERI PEMBELAJARAN
A.
Tema/Subtema : 1. Tema : Kegiatan Belajar
2. Subtema : apa itu belajar
B. Sumber Materi : 1 film pendek tentang
suasana belajar(masing-masing 3-5menit )
TUJUAN/ARAH
PENGEMBANGAN
A.
Pengembangan KES :
1.
Agar siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan,.
2.
Agar siswa dapat belajar secara mental dan emosional atau
proses berpikir dan merasakan.
B. Penanganan KES-T :
bertambah perilakunyabaik yang berupa pengetahuan,
ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap, dalam interaksi antara individu
dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik,
misalnya :buku, alat peraga, alam sekitar. Belajar bisa melalui pengalaman
langsung maupun melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui pengalaman
langsung, misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan pengalaman
sendiriUntuk menghindari, menghilangkan dan mencegah ketidaktahuan, kebingungan
dan ketidakpedulian siswa terhadap keadaan lingkungan sekolah yang baru di SMP
dan dampak negatifnya.
IV.
METODE DAN TEKNIK
A.
Jenis Layanan : Layanan Informasi
(Format Klasikal)
B.
Kegiatan Pendukung : Apikasi instrumentasi
V.
SARANA
A.
Media : :
1.
1film pendek masing-masing tentang belajar di SMP.dan 1
materi pembelajaran
B.
Sarana :
2.
LCD,Laptop ,alat tulis
C.
Alat/instrument :
D.
Perlengkapan :
VI.
SASARAN PENILAIAN
HASIL PEMBELAJARAN
Diperolehnya hal-hal baru oleh siswa dalam kaitanya
dengan KES (Kehidupan Efektif Sehari-Hari) dengan unsur-unsur AKURS (Acuan,
Kompetensi, Usaha, Rasa, Sungguh-sungguh).
A.
KES :
1.
Acuan (A):Hal-hal yang
perludiketahui siswa tentang perbedaan kondisi lingkungan dan cara belajar
lamadengan yang baru di SMP.
2.
Kompetensi (K): kemampuan yang
perlu dikuasai siswa untuk memenuhi tuntutan lingkungan dan cara belajar yang
baru di SMP yang menjadikan diri berprestasi.
3.
Usaha (U): Bagaimana
kegiatansiswa untuk dapat melakukan penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan
yang baru dan cara belajar mandiri di SMP dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Rasa (R): Rasa senang
berada dalam kondisi lingkungan dan cara belajar di SMP
5.
Sungguh-sungguh (S): Kesungguhan
siswa beradaptasi dengan lingkungan baru di SMP dan mampu menerapkan cara
belajar yang ada di SMP/SLTP untuk berprestasi secara optimal.
B.
KES-T :
Menghindari sikap tidak mau tahu/tidak peduli, cuek,
acuh tak acuh pada keadaan lingkungan sekolah baru yang semuanya itu akan
mengganggu atau menghambat pengembangan dirinya dan dalam proses belajar siswa.
C.
Ridho Tuhan,
Bersyukur, Ikhlas dan Tabah :
Memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa untuk suksesnya para
siswa dalam menjalani pendidikan di sekolah yang baru.
VII.
LANGKAH KEGIATAN
A.
LANGKAH PENGANTARAN
1.
Mengucapkan salam dan mengajak siswaberdoa, kemudian mengecek
kehadiran siswasebelum memulai kegiatan selanjutnya.
2.
Mengajak dan membimbing siswauntuk memulai kegiatan pembelajaran
dengan penuh perhatian, semangat dan penampilan mereka dengan melakukan
kegiatan berpikir, merasa, menyikapi, melakukan dan bertanggung jawab (BMB3)
berkenaan dengan materi yang dibahas yaitu tentang Sekolahku: Dahulu dan
Sekarang di SMP.
3.
Menyampaikan arah materi pokok pembelajaran, yaitu dengan
judul apa itu belajar ;?!!”.
4.
Menyampaikan tujuan pembahasan yaitu:
a.
Disampaikannya oleh siswatentang perlunya belajar
b.
Siswamemahami cara belajardi sekolah agar siswamampu
berprestasi.
c.
Siswamenyampaikan kepada orang tua tentang belajar di
sekolah
LANGKAH
PENJAJAKAN
1.
Menanyakan kepada siswa persepsi awal tentang sekolah baru
yang mereka masuki. Beberapa siswa diminta menjawab dan jawaban tersebut diulas
secara umum.
2.
Menayangkan film pendek tentang suasana belajar di SMP.
3.
Meminta siswa untuk menanggapi apa yang ada dalam video yang
sudah diputar, tentang:
a.
Perbedaan dan persamaan yang ada di SMPdalam tayangan film.
b.
Hal-hal yang menarik perhatian siswa yang perlu dibicarakan
lebih lanjut.
B.
LANGKAH PENAFSIRAN
1.
Mengulas tanggapan siswa tentang materi film.
2.
Meminta siswa bertanya tentang materi film, pertanyaan ini
dijawab secara umum dan diberikan penekanan-penekanan yang akan dijawab lebih
lanjut.
3.
Menyampaikan materi kesiswa kemudian melakukan tanya jawab
kepada siswa
C.
LANGKAH PEMBINAAN
Materi penjajakan dan penafsiran yang mendapat
penekanan/penegasan selanjutnya didalami dalam langkah pembinaan melalui
pengisian dan pembahasan materi format terlampir.
1.
Membagikan dan menjelaskan isi dan tujuan format.
2.
Meminta siswa mencermati isi format dan mulai mengisinya:
a.
Siswa diberi waktu membicarakan isi format dengan teman
terdekat, mengacu materi film dan materi pembelajran yang telah ditayangkan.
b.
Siswa dipersilakan bertanya; pertanyaan ini diinventaris
untuk dibicarakan lebih lanjut.
3.
Memantapkan isian format secara lengkap dengan mengaktifkan
siswa melalui dinamika BMB3; materi yang berbeda antara kondisi di SMP mendapat
penekanan.
4.
Menekankan secara mendalam seluruh isian format; khususnya
hal-hal yang berbeda antara kondisi SMP mendapat penekanan.
5.
Siswa diajak membicarakan bagaimana menyampaikan hal-hal baru
yang ada di antara kondisi SMP kepada orang tua.
D.
LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1.
Penilaian Hasil
Di akhir proses pembelajaran siswa diminta merefleksikan apa yang mereka
peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur-unsur AKURS:
a.
Berfikir: Hal-hal
baru yang perlu diadaptasi oleh siswa di SMP (Unsur A).
b.
Merasa: Perasaan positif
siswa beradaptasi di lingkungan baru SMP (Unsur R).
c.
Bersikap: Bagaimana bersikap
dalam beradaptasi dengan lingkungan baru dan cara belajar (Unsur K dan U).
d.
Bertindak:Bagaimana siswa
bertindak dengan cara-cara terbaik dalam beradaptasi di lingkungan baru (Unsur K dan U).
e.
Bertanggung Jawab: Bagaimana
kesungguhan siswa dalam beradaptasi di lingkungan baru (Unsur S).
2.
Penilaian Proses
Melalui pengamatan dilakukan penilaian proses
pembelajaran/pelayanan untuk memperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dan
efektifitas pembelajaran/pelayanan yang telah diselenggarakan.
3.
LAPELPROG dan Tindak
Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran atau pelayanan selesai
disusun Laporan Pelaksanaan Program Layanan (LAPELPROG) yang memuat data
penilaian hasil dan proses, dengan disertai arah tindak lanjutnya.
Surabaya, 13September 2014
Mengetahui
Guru pamong
Guru pemula
Dra. RR Esti Wening W.Wati Nelly
agustina
NIP 196507112005012003 NIM 115000095
Tema : kegiatan belajar
Subtema :
apa itu belajar
APA yang paling kamu sukai, belajar atau bermain?
Belajar merupakan kegiatan berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam
keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang
paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran
Darsono
(2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa
berubah keara Sebenarnya apa itu belajar?,
apakah belajar hanya berpikir atau
membaca buku? dan apakah arti belajar yang sesungguhnya?. Menurut orang
Indonesia yang bernama Thursan Hakim: belajar adalah suatu proses perubahan
di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
lain-lain kemampuan.
Pengertian
belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Sedangkan
Menurut Gagne (Whandi: 2009) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma
berubah tingkah lakunya sebagai akibat pengalaman Dari pengertian
tersebut terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu: proses,
perilaku, dan pengalaman, dengan pengertian sebagai berikut
1)
Proses
Belajar adalah proses mental dan
emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar
apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu
sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang
bersangkutan yang dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu
kegiatan siswa sebagai akibat dari adanya aktifitas pikiran dan perasaan pada
diri siswa tersebut.
2)
Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan
perilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah
perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau penguasaan
nilai-nilai sikap.
3)
Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti
belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik, misalnya :buku, alat peraga,
alam sekitar. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa pustakawan, dan Kepala
Sekolah.
Belajar bisa
melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui
pengalaman langsung, misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan
pengalaman sendiri. Belajar melalui pengalaman tidak langsung, misalnya
mengatahui dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar dengan
melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih
memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh
siswa lebih bermakna.h yang lebih baik”. Sedangkan secara khusus pembelajaran
dapat di
Ciri-ciri
perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar:
1).Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapanya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar , karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
1).Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapanya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar , karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
2).
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan , tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan , tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
3).
Perubahan dalam belajar bersifat Positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam , tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam , tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
4).
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5).
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
6).
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar Sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar Sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Dengan
begitu kesimpulan dari belajar adalah :
a)
Situasi belajar harus bertujuan. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi
belajar. Tujuan-tujuan belajar harus diterima baik oleh masyarakat. Tujuan dan
maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri. Didalam mencapai tujuan itu,
murid akan senantiasa menemui kesulitan, rintangan, dan situasi yang tidak
menyenangkan.
b)
Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.
c)
Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya. Dengan kata lain
belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.
d)
Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan
tujuan dan situasi belajar.
e)
Murid memberikan reaksi secara keseluruhan.
f)
Murid mereaksi suatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.
g)
Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan itu.
Itulah
sedikit cerita mengenai arti belajar, semoga kita semakin rajin belajar dan
semakin tambah pintar, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar